Tikar Pandan Laut Desa yang Tembus Pasar Internasional
Gambar: Mari Kepo |
Siapa yang setuju, bahwa di era yang serba maju dan digital sekarang ini, menjual barang untuk dikirimkan ke kota-kota lain sudah jadi hal yang bukan mustahil lagi. Jual apa saja secara online bahkan yang terlihat kecil dan sepele sekalipun, bisa mendatangkan orderan berkali-kali lipat dan membuat siapa saja mungkin mendapat penghasilan lumayan dalam waktu singkat.
Dan dengan adanya internet serta era digital ini, usaha menjual barang bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja. Walaupun dari rumah, ataupun dari tempat jauh, yang masih belum terlalu maju dan pelosok. Contohnya Desa Pantai Cermin, Serdang Bedagai, Sumatera Utara yang menjual tikar pandan.
Desa Pantai Cermin Kanan ini punya tempat kumpul yang unik, yaitu Sentra Anyaman Menday Galery, dimana di tempat ini sejumlah wanita melakukan kegiatan yang sudah dilakukan turun temurun atau jadi warisan budaya bagi mereka yakni “menganyam”.
Para wanita yang terdiri dari nenek-nenek hingga gadis-gadis ini menganyam tikar yang terbuat dari pandan laut, yang banyak didapat disekitar mereka untuk umumnya dijadikan tikar. Konon katanya, seorang gadis yang ingin menikah harus terlebih dahulu punya keterampilan menganyam dan membuat satu tikar untuk dibawa ke rumah barunya.
Keterampilan menganyam tikar pandan laut ini kini Sentra Anyaman Menday Gallery manfaatkan untuk jadi penghasilan menjanjikan para perempuan di desa tersebut yang bisa memberi para perempuan itu gaji setara UMR (Rp. 2.100.000 atau Rp. 70.000 sehari) sambil masih mengurus keluarga.
Mereka menjual hasil tikar pandan mereka ini ke kota-kota lain bahkan sampai ke pasar luar negeri, yaitu ke Singapura dan Yunani. Berdasarkan penuturan Mbak Eva Harlia, selaku penggerak dan pemimpin Menday Gallery, mereka sudah mengerjakan orderan ketiga yang masing-masing orderan berjumlah 200 tikar untuk di ekspor ke Yunani.
Tiap tikar ini di bandrol dengan harga Rp. 400.000 hingga Rp. 600.000 yang mampu dikerjakan dalam satu hari atau lebih dan hadir dalam berbagai motif menarik. Untuk mencapai pencapaian ini, Menday Gallery mengikutkan tikar pandan mereka ke berbagai pameran seperti JI-EXPO, Inacraft dan lain-lain yang membuat hasil karya desa mereka ini lebih dikenal.
Dan nilai yang mereka unggulkan menarik, yaitu lebih berfokus pada eco-friendly. Dimana tikar pandan laut ini tidak begitu bisa bertahan lama hanya sekitar dua sampai tiga tahun karena dari bahan organik, sehingga tidak menjadi limbah bagi lingkungan. Dan inilah yang membuat mereka bisa menyentuh hati konsumen luar negeri yang peduli lingkungan.
Apalagi hasilnya yang rapi khas kerajinan tangan dan aroma pandannya, membuat tikar pandan laut ini jadi punya nilai-nilai tradisional. Menday Gallery bahkan sudah meluaskan pasar dengan membuat produk turunan seperti tas, topi, dompet dan lain-lain.
Menday Gallery bahkan sudah menerapkan sistem ecoprint dalam membuat motif kain untuk produk mereka yang dijual dan akan dikirim ke kota-kota lain. Sehingga kalau lebih fokus lagi pada produk-produk yang eco-friendly, mereka mungkin bisa unggul dan punya nama di pasar eco-friendly.
Gambar: Mari Kepo |
Dan dengan adanya dukungan dan bimbingan salah satunya dari pihak Astra yang membuat Desa Pantai Cermin Kanan menjadi Kampung Berseri Astra (KBA), Sentra Anyaman Menday Gallery jadi bisa lebih berkembang lagi kedepannya menuju masa depan yang semoga lebih cemerlang dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Posting Komentar untuk "Tikar Pandan Laut Desa yang Tembus Pasar Internasional "